Jumat, 30 Desember 2011

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DI BIDANG HUKUM


KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI
DENGAN METODE TEMPLTE MATCHING



Perkembangan teknologi pengolahan citra (image processing) sekarang ini menyediakan kemungkinan manusia untuk membuat suatu sistem yang dapat mengenali suatu citra digital. Berbagai aplikasi pengolahan citra yang telah dikembangkan saat ini antara lain dalam sistem keamanan, dunia robotik, dan sebagainya. Pengolahan citra merupakan salah satu jenis teknologi untuk menyelesaikan masalah mengenai pemrosesan gambar. Dalam pengolahan citra, gambar diolah sedemikian rupa sehingga gambar tersebut dapat digunakan untuk aplikasi lebih lanjut.

Sejak dulu sidik jari telah diketahui keunikannya, bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang memiliki sidik jari yang sama persis. Sehingga telah dimanfaatkan untuk pengenalan dan pelacakan identitas seseorang. Dalam sepuluh tahun terakhir, ketertarikan pada sidik jari berdasarkan sistem biometrik telah tumbuh secara signifikan. Tentu saja harapan adanya sistem identifikasi yang cepat dan tepat bukan hanya untuk pencarian dan pembuktian pelaku kejahatan, tetapi juga diharapkan dapat menjadi pengganti cara-cara pengamanan konvensional misalnya dengan password dan PIN.

Sistem biometrik adalah metode pembuktian atau pengenalan otomatis identitas dari seseorang berdasarkan beberapa karakteristik fisik, seperti sidik jari atau pola iris mata, atau beberapa aspek kebiasaan seperti tulisan tangan dan tanda tangan. 

            Hal ini berkembang pada dunia pendidikan dan industri dengan adanya kelompok peneliti dan perusahaan yang mengembangkan algoritma dan teknik baru untuk pengenalan pola seperti berbagai peralatan sensor biometrik yang telah dikembangkan dewasa ini. Sistem pengenalan sidik jari harus mampu mengidentifikasi sidik jari seseorang dari sekumpulan besar basis data sidik jari. Hal ini merupakan masalah tesendiri bagi efisiensi sistem identifikasi. Sehingga digunakanlah berbagai pendekatan klasifikasi berdasarkan ciri umum yang tampak pada sidik jari. Selama ini pengklasifikasian sidik jari menggunakan pengklasifikasian eksklusif (exclusive classification), yaitu citra dibagi menjadi beberapa kelas berdasarkan ciri makro. 

Penelitian ilmiah pertama dilakukan oleh F. Galton pada tahun 1892, yang membagi sidik jari pada tiga kelas besar. Kemudian E.R Henry pada tahun 1900, memperbaharui klasifikasi Galton dengan menambah jumlah
kelas.
Skema klasifikasi inilah yang akhirnya digunakan oleh agen-agen polisi. Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan pembagian arah partisi citra sidik jari dengan menggunakan template. Template terlebih dahulu harus dibuat, yaitu dengan mencari sejumlah sidik jari yang mempunyai kelas sama, kemudian dilakukan pembentukan template. Dari template-template inilah kita mengambil ciri yang makro dari kelas sidik jari. Pada tahap klasifikasi, template tersebut dicocokan dengan berkas citra sidik jari. Pencocokan template dengan berkas citra sidik jari menghasilkan prosentase kecocokan antara template dengan berkas citra sidik jari. Metode ini sering disebut metode template matching.

Referensi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar